..:: GEOGRAFI ::..
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
konsep geografi telah ada sejak zaman dahulu. Bangsa Yunani Kuno telah
berusaha mendokumentasikan berbagai macam keterangan yang berkaitan
dengan geografi. Geograf pertama pada masa itu adalah Thales (640–546
SM). Ia telah menyibukkan diri dengan berbagai penelitian dan menggali
informasi geografi dengan melakukan perjalanan ke berbagai tempat.
Langkah Thales diikuti oleh
geograf Yunani lainnya. Di antaranya adalah Herodotus (485–425 SM) yang
membuat laporan geografi sekitar wilayah Timur Tengah, Phytheas yang
melakukan pengukuran jarak Matahari terhadap Bumi, dan yang paling
fenomenal adalah Eratosthenes (276–194 SM), karena mampu menghitung
keliling Bumi hanya berselisih kurang dari 1% keliling sebenarnya.
Geograf-geograf Yunani tersebut
merupakan pelopor geografi dunia. Setelah beberapa abad kemudian
muncullah konsep geografi yang dikemukakan para ahli berikut ini.
1. Bernard Varen (1622–1650)
Bernard Varen atau lebih dikenal dengan
Varenius adalah seorang geograf asal Jerman. Anehnya, dia adalah lulusan
Ilmu Kedokteran Universitas Leiden, Belanda. Dalam bukunya, Geographia
Generalis, ia mengatakan bahwa geografi adalah campuran dari matematika
yang membahas kondisi Bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang
benda-benda langit lainnya.
Dalam buku itu juga, Varenius
membagi geografi menjadi dua, yaitu:
a. Geografi Umum
Bagian ini membahas karakteristik Bumi
secara umum, tidak tergantung oleh keadaan suatu wilayah. Menurut
gagasan Varenius, geografi umum mencakup tiga bagian, yaitu:
1) Terestrial, merupakan pengetahuan
tentang Bumi secara keseluruhan, bentuk, dan ukurannya.
2) Astronomis, membicarakan hubungan Bumi
dengan bintang-bintang yang merupakan cikal bakal ilmu Kosmografi.
3) Komparatif, menyajikan deskripsi
lengkap mengenai Bumi, letak, dan tempat-tempat di permukaan Bumi.
b. Geografi Khusus
Bagian ini mendeskripsikan tentang wilayah
tertentu menyangkut wilayah luas maupun sempit. Bagian ini terdiri atas
tiga aspek, yaitu:
1) Atmosferis
yang secara khusus membicarakan iklim.
2) Litosferis yang secara khusus menelaah permukaan Bumi
meliputi relief, vegetasi, dan fauna dari berbagai negeri.
3) Manusia yang membicarakan keadaan
penduduk, perniagaan, dan pemerintahan dari berbagai negeri.
2. Immanuel Kant (1724–1821)
Selain
sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant tertarik pada
geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan filsafat. Semua gagasan
Kant tentang hakikat geografi dapat ditemukan dalam buku Physische
Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi adalah ilmu yang objek
studinya adalah benda-benda, hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar
dalam wilayah di permukaan Bumi.
3. Alexander von Humboldt
(1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia
tertarik geografi ketika ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui
sebagai peletak dasar geografi fisik modern. Ia menyatakan geografi
identik atau serupa dengan geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana
kaitan Bumi dengan Matahari dan perilaku Bumi dalam ruang angkasa,
gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan Bumi dan proses
terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.
4. Karl Ritter (1779–1859)
Seperti
halnya Humboldt, Ritter juga dianggap sebagai peletak dasar geografi
modern. Profesor geografi Universitas Berlin ini mengatakan bahwa
geografi merupakan suatu telaah tentang Bumi sebagai tempat hidup
manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi geografi adalah semua fenomena
di permukaan Bumi, baik organik maupun anorganik yang berkaitan dengan
kehidupan manusia.
5. Friederich Ratzel
(1844–1904)
Ratzel adalah guru besar geografi di Leipzig. Ia
mengemukakan konsep geografi dalam bukunya yang berjudul Politische
Geographie. Konsep itu diberi nama Lebensraum yang artinya wilayah
geografis sebagai sarana bagi organisme untuk berkembang. Ia melihat
suatu negara cenderung meluaskan Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia
miliki.
6. Elsworth Huntington
(1876–1947)
Huntington adalah
geograf asal Amerika Serikat. Melalui bukunya yang berjudul The Pulse
of The Earth, ia memaparkan bahwa kelangsungan hidup dan peradaban
manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Atas dasar teorinya itu,
Huntington kemudian terkenal sebagai determinis iklim (memandang iklim
sebagai penentu kehidupan). Ia mengatakan, geografi sebagai studi
tentang fenomena permukaan Bumi beserta penduduk yang menghuninya. Ia
menjelaskan adanya hubungan timbal balik antara gejala dan sifat-sifat
permukaan Bumi dengan penduduknya.
Vidal adalah geograf asal Prancis. Ia adalah pelopor
posibilisme dalam geografi. Posibilisme (teori kemungkinan) muncul
setelah Vidal melakukan penelitian untuk membuktikan interaksi yang
sangat erat antara manusia dan lingkungan pada masyarakat agraris
pramodern.
Ia menegaskan bahwa lingkungan
menawarkan sejumlah kemungkinan (posibilities) kepada manusia untuk
hidup dan berkembang. Atas dasar itu, Vidal mengemukakan konsepnya yang
disebut genre de vie atau mode of live (cara hidup). Dalam konsep ini,
geografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana proses
produksi dilakukan manusia terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh
alam.
8. Halford Mackinder
(1861–1947)
Mackinder adalah pengajar di Universitas Oxford.
Pendapatnya tentang geografi sangat terkenal lewat makalahnya yang
berjudul The Scope and Methods of Geography yang berisi konsep man-land
relation (hubungan manusia dengan lahan) dalam geografi. Ia menyatakan
bahwa geografi adalah ilmu yang fungsi utamanya menyelidiki interaksi
manusia dalam masyarakat dengan lingkungan yang berbeda menurut
lokasinya.
9. Bintarto
Bintarto adalah guru besar geografi di
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia mengatakan
bahwa geografi pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan,
menerangkan sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan
penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dari
unsur-unsur Bumi.
10. Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya
yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan geografi. Menurutnya,
geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup
tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah).
Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik yang
alami maupun manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi,
geografi mempelajari bagaimana manusia harus mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi mempelajari wilayah
sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya.
11 . Seminar Lokakarya Ikatan
Geograf Indonesia (IGI) di Semarang 1988
Dari seminar peningkatan kualitas
pengajaran geografi ini dihasilkan rumusan geografi sebagai ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Jika kita perhatikan beberapa
definisi atau pengertian dan sejarah perkembangan geografi dari masa ke
masa selalu mengalami perkembangan. Namun, apabila kita kaji lebih jauh,
di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik
pandang.
Kesamaan titik pandang tersebut
terutama dalam mengkaji:
1. Bumi
sebagai tempat tinggal,
2.
hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi),
3. dimensi ruang dan dimensi historisnya,
serta
4. pendekatan, yaitu
meliputi pendekatan spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan), dan
regional (kewilayahan).
Berdasarkan adanya kesamaan
dalam titik pandang kajian dan geografi, maka muncul konsep esensial.
Konsep ini akan mengungkapkan dan memberikan gambaran corak abstrak dari
suatu fenomena yang dikaji dalam suatu ilmu. Nah, di dalam geografi
juga dikenal beberapa konsep esensial. Berikut beberapa di antaranya.
1. Menurut Whiple
Whiple menyodorkan lima konsep yang harus
selalu ditemukan keterkaitan setidaknya antara penyebaran, relasi,
fungsi, bentuk, dan proses terjadinya. Konsep tersebut yaitu:
a. Bumi sebagai planet.
b. Variasi cara hidup.
c. Variasi wilayah alamiah.
d. Makna wilayah bagi manusia.
e. Arti penting lokasi dalam memahami
peristiwa dunia.
Sebagai contoh penerapan konsep
esensial tersebut, dapat kita ambil satu contoh konsep variasi cara
hidup. Konsep ini bisa digambarkan mulai dari adanya perbedaan bentang
alam (terkait dengan variasi wilayah alamiah) berpengaruh pada proses
terbentuknya suatu mata pencaharian. Kondisi ini menimbulkan penyebaran
mata pencaharian yang secara langsung terkait dengan jumlah penduduk
yang bekerja pada tiap mata pencaharian. Dari hubungan ini bisa
digambarkan dinamika mata pencaharian. Itulah salah satu contoh
penerapan konsep esensial dalam geografi.
2. Menurut J. Warman
Konsep esensial yang diungkapkan oleh J.
Warman adalah:
a. Kewilayahan.
b. Lapisan hidup atau biosfer.
c. Manusia sebagai faktor ekologi dominan.
d. Globalisme atau Bumi sebagai planet.
e. Hubungan antarareal.
f. Persamaan antarareal.
g. Perbedaan antarareal.
h. Keunikan areal.
i. Persebaran areal.
j. Lokasi relatif.
k. Keunggulan komparatif.
l. Perubahan yang kontinu.
m. Sumber daya dibatasi secara budaya.
n. Penyajian kenampakan permukaan Bumi pada bidang datar.
Konsep ini dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai permasalahan dan fenomena geografi, sehingga
memudahkan mengetahui sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya
gejala, dan masalah-masalah sehari-hari.
Menurut Elsworth
Hunthington : memandang manusia sebagai figur yang pasif sehinggahidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya.
.::SEKIAN::.
0 komentar:
Post a Comment